Menyaksikan Kemegahan Masjidil Haram Tanpa Crane: Perubahan Spektakuler Setelah 2 Deksade Pembangunan

Setelah hampir dua puluh tahun, Masjidil Haram akhirnya tidak lagi dikelilingi oleh kran yang sudah lama menjadi elemen integral dalam proyek perluasan skala besar tersebut.
Tahun 2025 menjadi titik awal baru untuk jemaah haji dan umrah yang dapat mengagumi indahnya Ka'bah tanpa terganggu oleh aktivitas mesin konstruksi.
Perjalanan Lama untuk Memperbesar Masjidil Haram

Proyek Peningkatan Masjidil Haram di Makkah adalah sebagian dari "Visi Saudi 2030" yang diperkenalkan oleh Putera Mahkota Saudi Mohammad bin Salman. Proyek ini bertujuan memperbesar kapasitas masjid tersebut dengan tujuan utama untuk menampung lebih banyak lagi jemaah.
Sejak awal tahun 2000an, pembangunan skala besar telah dijalankan untuk merombak tampilan Masjidil Haram.
Peningkatan kemampuan Ma'taf pada tahun 2005 mengizinkan jumlah jemaah yang melakukan tawaf meningkat dari lebih dari 50 ribu menjadi 130 ribu orang per jam.
Menara Jam Abraj Al-Bait mengambil posisi pertama, disusul oleh pengembangan Mas'ā dan proyek Raja Abdullah yang bertujuan untuk meningkatkan luas area tawaf.
Puncak kegiatan tersebut terjadi di tahun 2012 saat alat berat seperti crane dibawa masuk untuk mengembangkan area Ma'taf, sehingga memungkinkan jumlah jamaah yang melakukan tawaf meningkat secara signifikan dalam periode bersamaan.
Pada tahun 2015, Raja Salman juga menghadirkan lima proyek utama yang bertujuan agar mesjid dapat menampung sekitar 2 juta jemaah.

Saat ini, tahap terakhir dari proyek ekspansi telah tiba.
Menggabarkan beberapa informasi dari media lokal di Arab Saudi, setelah melakukan investasi melebihi USD 100 miliar, area Masjidil Haram diperkirakan akan mencakup seluas 1,5 juta meter persegi menjelang tahun 2030, yang mana hal ini memungkinkan untuk menampung sekitar 30 juta jemaah haji dalam satu waktu.
Fasilitas tambahan pun diperbaharui—total kamar mandi meningkat menjadi 16.726 unit, area bersih sebanyak 12.639, dan kapasitas AC ditingkatkan sampai 199.000 ton.
Untuk jutaan Muslim di berbagai belahan dunia, transformasi ini tidak sekadar berkaitan dengan desain bangunan, melainkan juga dengan pengalaman batiniah.
Area Masjidil Haram tanpa peralatan berat menjadi lebih luas. Gerak para jemaah pun semakin bebas, khususnya ketika melakukan tawaf.
Tragedi Crane 2015

Tersembunyi di balik kemegahan perluasan Masjidil Haram terdapat kisah duka. Di hari 11 September 2015, bencana memprihatinkan melanda ketika satu konstruksi crane ambruk karena ribut kuat, mengakibatkan meninggal dunia sebanyak 108 orang peziarah, dengan angka tersebut mencakup pula 12 korban dari Indonesia.
Kejadian tersebut merupakan salah satu insiden tergelap dalam catatan perluasan Masjidil Haram.
Setelah tujuh tahun, pengadilan di Makkah mengenakan denda sebesar 20 juta riyal (setara dengan Rp 81 miliar) pada perusahaan Binladen Group, yaitu sebuah firma konstruksi yang menjadi tanggung jawab dalam menyelesaikan proyek itu.
Akan tetapi, majelis hakim mengabulkan kebebasan perusahaan tersebut dari tanggung jawab untuk membayarkan uang darah kepada famili para korban.
Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan bantuan senilai 1 juta riyal untuk keluarga para korban yang meninggal dunia dan mereka yang mengalami disabilitas, sementara itu korban cedera menerima dukungan sebanyak 500 ribu riyal.
Walaupun proses pencairan bantuan sempat terhenti karena adanya ketidaksesuaian data di antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, akhirnya cek sebesar USD 6,133 juta berhasil diterima oleh Indonesia pada tahun 2019.
Posting Komentar untuk "Menyaksikan Kemegahan Masjidil Haram Tanpa Crane: Perubahan Spektakuler Setelah 2 Deksade Pembangunan"