Eramet Buka Suara soal Rencana Investasi dengan Danantara di Proyek Nikel

, JAKARTA — Eramet Indonesia mengungkapkan pendapatnya tentang rencana kerjasama investasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Angin Agta Nusantara. Danantara Di bidang mineral, terutama nikel.
Eramet mengungkapkan bahwa perusahaan yang berasal dari Prancis tersebut sedang dalam pembicaraan dengan Danantara. Eramet mencatat bahwa sejak pendiriannya beberapa bulan yang lalu, Danantara sudah menunjukkan ketertarikan yang kuat pada investasi di industri nilai tambah mineral kritis di Indonesia.
"Kolaborasi dengan Danantara dapat membuka kesempatan penting bagi Eramet guna meningkatkan kedudukannya di industri mineral kritis Indonesia, sambil juga mengeratkan ikatan antara Eropa dan Indonesia pada jaringan pasokan baterai mobil listrik," ungkap Eramet. Bisnis , Rabu (7/5/2025).
Meskipun demikian, Eramet menyebutkan bahwa pembicaraan baru sebatas pada tahapan permulaan. Karena itu, perusahaan belum dapat memberikan detail tentang invesasi untuk setiap proyek yang akan dikerjakan bersama Danantara.
"Diskusi ini masih berada pada tahap awal dan terlalu dini untuk memberikan pernyataan lebih lanjut," kata Eramet.
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, Danantara dan Eramet dikhawatirkan tengah menjajaki kerja sama untuk mengembangkan proyek smelter nikel bersama. Investasi yang direncanakan tersebut diyakini bisa jadi merupakan kesepakatan utama pertama bagi Danantara.
Dilansir dari Bloomberg , pada hari Senin (5/5/2025), Eramet serta Danantara dikatakan berminat untuk memperoleh saham di suatu perusahaan. pengolahan smelter dengan metode asam bertekanan tinggi (HPAL) di Kawasan Industri Weda Bay (IWIP), Maluku Utara. Perusahaan smelter yang menghasilkan material untuk baterai mobil listerik tersebut sebagian besar kepemilikannya dimiliki oleh firma dari Cina bernama Zhejiang. Huayou Cobalt Co.
Sumber Bloomberg Menjelaskan bahwa para pihak yang terlibat mengharapkan untuk menyetujui suatu perjanjian kerjasama (MoU) di penghujung bulan ini. Akan tetapi, mereka juga menyampaikan bahwa pembicaraan tentang aspek tersebut masih dalam proses dan skenario bisa saja beralih. Selain itu, dinyatakan ada niat untuk melakukan investasi lewat badan usaha milik negara (BUMN) khusus pertambangan yaitu MIND ID.
Pada minggu lalu, CEO Danantara Rosan Roeslani menyampaikan bahwa perusahaannya telah menerima undangan dari Eramet untuk ikut serta dalam proyek pengolahan bawahannya yang ada di Weda Bay Industrial Park.
Di pihak lain, Rosan juga menjelaskan bahwa Huayou sudah menyampaikan niat mereka untuk berinvestasi lebih banyak lagi di sektor supply chain baterai di Indonesia, khususnya setelah LG Energy Solution Ltd. dari Korea Selatan memilih untuk mundur. grand package proyek baterai di Tanah Air.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, Rosan, yang juga menjabat sebagai menteri investasi dan hilirisasi/kepala BKPM, mengungkapkan bahwa akan ada tambahan investasi dari Huayou senilai US$20 miliar atau setara dengan Rp335 triliun di Indonesia.
Menurutnya, raksasa smelter asal China itu sudah banyak menanamkan modal di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Adapun, saat ini investasi yang telah ditanamkan di RI sebesar US$8,8 miliar atau setara Rp147 triliun.
"Jumlah investasi yang telah disalurkan oleh Huayou di Indonesia sampai saat ini adalah sebesar US$8,8 miliar dan proses investasinya sudah selesai. Menurut perkiraan mereka, potensi investasi dari Grup Huayou di masa mendatang dapat meningkat hingga tambahan US$20 miliar," jelas Rosan dalam wawancara dengan media pada Selasa (29/4/2025).
Posting Komentar untuk "Eramet Buka Suara soal Rencana Investasi dengan Danantara di Proyek Nikel"